Katakan Tidak Untuk Bad Mood

Bad mood adalah masalah yang belakangan ini sering melanda gua. Dari yang awalnya seneng, tau-tau bisa berubah bete karena ngalamin hal yang gak disuka. Mulai dari taraf masalah yang cenderung sepele, sampai masalah berat. Bahkan parahnya, hal itu bikin aku jadi uring-uringan sendiri atau marah-marah sama orang. Sadar kalau hal itu salah dan perlu diperbaiki, maka iseng-iseng gua membuka koleksi catatan tentang kepribadian. Yaaa... berharap dapat pencerahan. Dan akhirnya gua menemukan buku yang membahas tentang masalah mood ini. Tepatnya tentang bagaimana cara mengelola mood. Merasa bermanfaat, gua pun ingin membagi isi buku itu. Silahkan disimak.. :)

"Bad mood adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki manusia. Datangnya tak terduga, dan penyebabnya pun dapat ditimbulkan hanya dengan masalah yang cenderung sepele. Bad mood ini bisa dibilang penyakit hati yang cukup membahayakan. Kenapa? Karena kalau kita tidak bisa mengontrolnya, maka kita akan mengalami stres, kecemasan berlebihan, dan bisa dicap sebagai “bad temper” yang hobinya sensitif, bete, dan marah. Tentunya hal itu dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Gak mau donk dicap seperti itu? Makanya mulai sekarang kita kelola moodnya, (lebih untuk memotivasi diri sendiri sebenarnya..hehe). Tapi sebelum membahas bagaimana cara mengelolanya, ada baiknya jika kita tau dulu apa aja yang bisa membuat mood kita bisa berubah “bad”.

Masalah yang paling dominan sebagai penyebab bad mood adalah adanya “batu karang” di dalam diri. Batu karang? Yup, maksudnya adalah bad mood yang ditimbulkan oleh perasaan kita terhadap diri kita ataupun lingkungan kita. Contoh batu karang itu, misalnya:
1. Perasaan depresi dan bosan dengan kehidupan serta tidak tau pasti mau menuju ke mana. Intinya adalah kekaburan visi dan misi hidup. Kalau kita sedang berada di titik ini, kita akan cenderung merasa menjadi orang yang tidak bisa apa-apa, merasa tertinggal, malas, minder, dll. Dan secara tidak langsung perasaan itu akan mempengaruhi suasana hati kita hingga dapat menjadi buruk.
2. Kegagalan meraih sesuatu. Dalam masyarakat yang menuntut serba sempurna, kegagalan sedikit pun memang sulit diterima dan akan membuat kita langsung bad mood. Padahal, terkadang kita perlu slow down untuk memberi kesempatan bagi sisi-sisi kemanusiaan dalam diri kita agar tetap tumbuh. Misalnya dengan membiarkan otak dan batin kita melakukan perenungan.
3. Menganut sistem “like” dan “dislike”. Kita cenderung melakukan, berpikiran, dan bertindak dengan perasaan suka dan gak suka terhadap sesuatu. Kalau kita suka, kita akan dengan senang hati melakukan sesuatu atau berpikiran positif terhadap sesuatu. Tapi kalau kita melakukan yang tidak kita suka, kita justru cenderung malas, bete, dan berpikiran negatif.
4. Pemeliharaan tubuh yang tidak tepat. Mood itu juga dipengauhi oleh keadaan fisik. Kalau kita dalam keadaan lelah, ngantuk, kurang olahraga, itu semua akan mempengaruhi keadaan suasana hati kita. Kita jadi lebih sensitif, ibarat istilah “senggol bacok”. Diganggu dikit, langsung marah.
5. Apes karena kesalahan sendiri. Misalnya: bangun kesiangan, macet, telat masuk kampus, lupa bawa bahan presentasi, diomelin dosen, trus ngerasa langsung ngerasa bete seharian. Kemalangan itu sebenarnya disebabkan oleh dua hal: kurang persiapan dan ceroboh.

Liat penjelasan di atas, pastinya kita hanya bisa berkomentar: “iya sih..”

Tapi, come on! Kita udah tau kalau sebab-sebab di atas tidak baik kita pertahankan, makanya kita perlu membuangnya jauh-jauh dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Katakan bahwa kita lah yang berkuasa. Tenggelam dalam mood yang buruk dapat memunculkan perasaan bahwa diri kita dikendalikan oleh suatu kekuatan yang tak pernah bisa kita kontrol. Padahal, kekuatan itu adalah bagian dari diri kita sendiri. Karena itu, dari sekarang mulailah berkata: “Sayalah yang berkuasa. Saya tidak mau dikendalikan mood. Sayalah yang mengendalikan mood..”
2. Cuek dan berpikir positif. Tak jarang bad mood mucul karena ucapan atau tindakan orang lain. Karena tidak suka, kita akan marah, dan parahnya akan dendam dengan orang itu. Padahal, kuncinya adalah dengan membahagiakan diri kita sendiri. Misalnya dengan bersikap cuek atas gosip yang ada, jangan hiraukan semua omongan yang hanya menjengkelkan, dan berpikirlah positif terhadap semua hal.
3. Hibur diri dengan melakukan hal yang disukai. Kalau kita sedang penat dengan rutinitas dan kita cenderung menjadi bad mood atas hal itu, coba lakukan hal-hal yang kita sukai. Misalnya dengan hang out bersama teman, berwisata, mendengar musik, atau yang suka menulis bisa mengeluarkan semua perasaannya di diary.
4. Disiplinkan diri. Hal ini berkaitan dengan bad mood yang ditimbulkan dari kecerobohan diri sendiri dan bagaimana kita menghadapi masalah. Intinya kita jangan terlalu keras pada diri sendiri setelah melakukan kesalahan. Tapi coba pikirkan dengan keras untuk mencegah agar kesalahan itu jangan terulang.
5. Mengelola kemarahan. Ini nih yang bisa dibilang sulit. Kalau bad mood pasti ujung-ujungnya marah. Tapi ada cara kok untuk mengelola marah itu, yaitu: selalu ungkapkan rasa marah agar tida menumpuk di alam bawah sadar hingga menimbulkan dendam, diskusikan rasa marah dengan orang yang dapat dipercaya, menunda tindakan apapun sampai kepala dingin dan tenang untuk berpikir dan mengambil keputusan, dan memaafkan orang lain.
6. Tentukan ukuran kebahagiaan diri sendiri. Sebetulnya bad mood itu tidak ada kaitannya dengan pencapaian karir, finansial, atau kehidupan sosial. Hanya saja, kita sering murung, tidak puas, dan uring-uringan karena hal-hal tersebut. Padahal, ketidakbahagiaan dan kecemasan sama sekali tidak berkaitan dengan berbagai hal itu. Bad mood, kecemasan, atau depresi datang karena kita tak mampu mendefinisikan kebehagiaan yang tepat bagi diri kita sendiri.
7. Menyesuaikan standar. Terkadang, salah satu sumber bad mood adalah standar tinggi yang kita terapkan untuk orang lain maupun diri kita. Dan ketika harapan itu tak menjadi nyata, kita langsung uring-uringan. Di sini kita perlu menyediakan batas toleransi. Jangan berharap terlalu banyak pada orang lain atau diri sendiri, caranya dengan mengenali diri kita sendiri dan orang lain. Lakukan introspeksi dan lihatlah diri kita dari sudut pandang orang lain. Dengan demikian kita akan bisa lebih menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan, dan kita akan lebih siap untuk hal itu.
8. Menangis. Ternyata menangis itu merupakan terapi yang efektif untuk membuat kita merasa bisa bahagia lagi. Air mata yang disebabkan rasa sedih, mengandung protein yang merupakan pemicu diproduksinya bahan kimia antidepressant yang tertimbun saat kita stres. Bahkan dengan menangis kita juga mengeluarkan senyawa-senyawa yang mempunyai efek penenangan. Karena itu, jika kita memang merasa sedh bukan kepalang, jangan tahan air mata kita. Biarkan ia mengalir dan menenangkan kita.

Nah, itu aja yang bisa gua bahas soal bad mood dan cara mengatasinya. Pada intinya selain gua emang lagi bad mood (bete) gua juga pengen berbagi pengetahuan, semoga saja bisa bermanfaat untuk bisa mengelola mood kita.
Mulai sekarang, yuk katakan tidak untuk bad mood! :D

sumber: buku Seni Mengelola Mood karya Audrey dengan beberapa perubahan.

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Katakan Tidak Untuk Bad Mood ini dipublish oleh Unknown pada hari Jumat, 18 Mei 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Katakan Tidak Untuk Bad Mood
 

0 komentar:

Posting Komentar